Jumat, 20 Juli 2012

GEOPOLIMER


Pembangunan di Indonesia  terus meningkat dan berkembang. Begitu juga dengan
perkembangan bahan  –  bahan Struktural yang digunakan dalam pembangunan. Dimulai
dengan bahan  –  bahan  yang tahan terhadap tekanan seperti batu dan batu bata yang
berkembang menjadi beton, kemudian bahan yang tahan terhadap tarik seperti besi dan
baja sampai dengan gabungan keduanya yang tahan terhadap tarik dan tekan seperti beton
bertulang dan prategang.  Beton yang banyak dipergunakan merupakan percampuran
agregat (halus dan kasar), bahan pengikat beton, dan air.

Material penyusun beton merupakan bahan yang berasal dari alam dan tidak dapat
diperbaharui. Bahan pengikat beton yang biasa  digunakan adalah semen, yang bahan
dasarnya  juga dari alam berupa batu kapur. Semen dalam proses  pembuatannya banyak
menghasilkan gas CO2  yang merusak lingkungan seperti efek rumah kaca.  Dengan   
pertimbangan tersebut  dikembangkan bahan  pengikat beton baru yang biasa disebut
sebagai geopolimer.

Adapun seperti yang telah diketahui pembuatan beton biasa yaitu pencampuran
antara agregat kasar dan agregat halus dengan pengikat semen. Sedangkan pembuatan
material geopolimer dilakukan dengan memakai bahan dasar abu terbang yaitu dengan cara
menghitung perbandingan jumlah zat unsur-unsur Na2O/SiO2;  SiO2/Al2O3;  H2O/Na2O
dan Na2O/Al2O3.  Proses pencampuran dilakukan dengan membuat larutan yang sangat
alkalis yaitu mencampur sodium hidroksida dalam bentuk  flakes  dengan  aquades
kemudian menambahkan abu terbang ke dalam larutan tersebut. Campuran yang terjadi
didiamkan selama kurang lebih satu jam pada temperature ruangan. Setelah terjadi penuaan
kemudian dicetak dan dioven selama 1 jam dengan temperatur 95 o C, setelah dari cetakan,
dikeringkan pada temperatur 95 o C selama kurang lebih 24 jam.


Beton geopolimer  sebagai bahan material baru perlu diketahui sifat  –  sifatnya
dengan melakukan pengujian terhadap ketahanan sulfat,  thermal, susut dan permeabilitas,
serta membandingkan sifat – sifat tersebut dengan beton biasa.

www.eddisuprayitno.blogspot.com